Berikut beberapa kesalahan dan bid'ah yang biasa dilakukan masyarakat setelah shalat fardu (wajib) yang lima waktu :
- Mengusap muka setelah salam
- Berdo'a dan berdzikir secara berjama'ah yang dipimpin oleh imam shalat
- Berdzikir dengan bacaan yang tidak ada dalilnya, baik lafazh maupun bilangannya, atau berdzikir dengan dasar hadits yang da'if (lemah) atau maudhu (palsu).
- Menghitung dzikir memakai biji-bijian tasbih atau yang serupa dengannya. Tidak ada satu pun hadits shahih tentangnya, bahkan sebagiannya maudhu (palsu). Syaikh al-Albani mengatakan : "berdzikir dengan biji-bijian tasbih adalah bid'ah." Yang disunnahkan dalam berdzikir adalah dengan menggunakan jari-jari tangan. Dari Abdullah bin 'Amr ia berkata : "Aku melihat Rasulullah SAW menghitung bacaan tasbih (dengan jari) tangan kanannya." Selain itu, karena jari-jari akan ditanya dan diminta untuk berbicara (pada hari kiamat)
- Berdzikir dengan suara keras dan bermain-main (bersamaan/berjama'ah). Allah SWT memerintahkan kita berdzikir dengan suara yang tidak keras (QS. Al-A'raaf ayat 55 dan 205, lihat Tafsiir Ibnu Katsir tentang ayat ini). Dan Nabu Muhammad SAW melarang berdzikir dengan suara keras sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain.
- Membiasakan/merutinkan do'a setelah shalat fardhu (wajib) dan mengangkat tangan pada do'a tersebut, (perbuatan ini tidak ada contohnya dari Rasulullah SAW
- Saling berjabat tangan (bersalam-salaman) sesuai shalat fardhu dengan orang di sebelah kanan atau kiri, depan atau belakangnya. Seandainya perbuatan itu baik, tentu ia disebutkan dalam riwayat (yang shahih), dan ulama menyampaikannya kepada kita. sebaliknya, para ulama mengatakan : 'perbuatan tersebut adalah bid'ah".
WALLAHU A'LAM BISH SHAWAAB
Tulisan ini diambil dari Buku Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu Menurut Al-Qur'an dan as-Sunnah yang Shahih Karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar