Bedi Computer. melayani pembuatan skripsi, perangkat pembelajaran, tugas sekolah, jasa pengetikan, cetak undangan dan cetak foto. Alamat : link. Bedi. RT 09 RW 03 Kel. Manggemaci Kec. Mpunda Kota Bima
Cari dengan judul
Translate
Jumat, 04 November 2016
KETENARAN JANGAN DICINTAI, TETAPI DIWASPADAI
Ketenaran Jangan Dicintai Tetapi Diwaspadai*
Saat Ibnu Mas'ud keluar rumahnya,beberapa orang berjalan di belakangnya.Merasa diikuti,dengan wajah masam ia menoleh kepada mereka,"Mengapa kalian mengikutiku?
Demi Alloh,andai kalian mengetahui apa yang kurahasiakan,tentu tiada dua orang pun dari kalian mengikutiku."
Ibnu Mas'ud tidak suka diikuti seperti itu.Ia khawatir hal itu akan menjadi fitnah baginya dan akan menghinakan orang yang mengikuti di belakangnya.Ia menghindari kemasyhuran.Meski demikian,siapapun tahu,ia orang yang sangat tenar di kala itu hingga sekarang,siapa yang tidak mengenal Ibnu Mas'ud.
Orang zaman sekarang justru berpikir sebaliknya.Bukan khawatir jika diikuti,tetapi malah berusaha supaya diikuti.Ia merekayasa dirinya (bikin sensasi) agar dikenal,diidolakan&menjadi tenar.
MENCINTAI
Orang yang mencintai ketenaran, maka ketenaran menjadi impian yang terus dikejar dengan segala upaya. ia lebih suka memoles kemasan daripada isi. Lebih sibuk membangun citra dari pada mengasah diri. Ia merekayasa seolah dirinya peduli terhadap rakyat, padahal yang diincar adalah jabatan. Ia tanpa malu-malu mempromosikan dirinya sebagai yang terbaik sambil tidak segan merendahkan orang lain.
Cinta ketenaran tidak hanya menjangkit lapisan atas. Orang kebanyakan pun terkena wabah ini juga. Mereka yang tergila-gila oleh ketenaran seorang tokoh atau selebritis dalam benaknya pun ingin tenar seperti idolanya itu.
Orang yang amal kebaikannya untuk mencari ketenaran adalah orang yang tertipu. Seperti menebar butiran jagung di permukaan tanah. Butiran jagung itu tak akan tumbuh dengan baik. Akarnya dangkal dan mudah roboh diterpa angin. Bahkan kadang malah mengundang ayam-ayam berdatangan dan mematoknya. Sehingga sebelum jagung itu tumbuh sudah hilang tak berbekas. Itulah kerapuhan jiwa seseorang yang mencintai ketenaran. Begitu cepat ia turun dari ketenarannya, padahal ia sudah berpayah-payah dan habis-habisan meraihnya. Di dunia saja sudah merugi, apalagi di akhirat kelak. Itulah akibatnya jika orientasi hidup hanya semata dunia saja.
Kadang, bisa saja seseorang awalnya telah melakukan amal kebaikan dengan ikhlas. Ia telah menanam amal-amal kebakan tanpa punlikasi. namun seiring berjalannya waktu, kebaikannya itu membuat namanya tenar dan melambung. Jika dalam hatinya mulai menikmati dan mencintai ketenaran yang diperolehnya itu, bisa-bisa amal kebaikannya itu berubah orientasi. Semua ikhlas karena Allah SWT lalu bergeser untuk mempertahankan ketenarannya itu. ini jelas akan menodai keikhlasan.
WASPADAI
Apa yang dilakukan ibnu Mas'ud adalah memadamkan titik apai cinta ketenaran itu selagi kecil. Sebab, kalau rasa cinta ketenaran itu dibiarkan menjadi besar akan sulit kita mengendalikannya. Bahkan, bisa membakar semua amal kebaikan yang telah kita bangun.
Memang ketenaran bisa tidak membahayakan. Dan pada hakekatnya ketenaran itu bukanlah sesuatu yang tercela. Bahkan bisa jadi media yang menginspirasi kebaikan bagi banyak orang. namun kita harus ingat, siapa yang menjamin iman inni akan terus menguat ?
bagaimana saat iman menurun ?
Dalam ketenaran, sebagaimana harta dan jabatan, ada pintu-pintu bahwa nafsu dan bisiskan setan yang dapat menggelincirkan. Oleh karena itu, jika ingin selamat seseorang harus mewaspadai ketenaran seperti Ibnu Mas'ud, Ulama dan para pejuang yang Ikhlas liannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar